Dampak 𝗢𝗦𝗘𝗔𝗖 (𝗢𝗻𝗹𝗶𝗻𝗲 𝗦𝗲𝘅𝘂𝗮𝗹 𝗘𝘅𝗽𝗹𝗼𝗶𝘁𝗮𝘁𝗶𝗼𝗻 𝗮𝗻𝗱 𝗔𝗯𝘂𝘀𝗲 𝗼𝗳 𝗖𝗵𝗶𝗹𝗱𝗿𝗲𝗻) dan perundungan online terhadap anak dan orang muda merasa terancam, takut, depresi sampai ingin bunuh diri, menarik diri dari pertemanan dan lingkungan sekitar, enggan ke sekolah dan kampus, dan secara jangka Panjang dapat menganggu proses tumbuh kembang anak dan orang muda secara optimal.
ㅤ
Untuk mendukung kegiatan sosialisasi Pencegahan 𝗮𝗺𝗮𝗻, 𝗻𝘆𝗮𝗺𝗮𝗻 𝗱𝗮𝗻 𝗿𝗮𝗺𝗮𝗵 (𝗢𝗦𝗘𝗔𝗖) Warga Upadaya telah menyelenggarakan kegiatan 𝗧𝗮𝗹𝗸𝘀𝗵𝗼𝘄 𝗔𝗺𝗮𝗻 𝗱𝗮𝗻 𝗕𝗶𝗷𝗮𝗸 𝗢𝗻𝗹𝗶𝗻𝗲, dengan pemutaran film dan nonton bareng dilanjutkan dengan diskusi interaktif, yang akan dipandu oleh youth forum.
ㅤ
Sasaran kegiatan ini merupakan 150 siswa/i perwakilan sekolah dari 10 Sekolah Menengah Pertama di Kota Bogor yang turut dihadiri oleh seluruh perwakilan Organisasi Perangkat Daerah Kota Bogor, Yayasan Warga Upadaya berkolaborasi dengan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta didukung oleh Dinas Pendidikan juga Dinas Komunikasi dan Informatika berhasil menyelenggarakan acara campaign ini.
ㅤ
Perlindungan dan pemenuhan hak anak harus diwujudkan kapan saja dan dimana saja tidak terkecuali di dalam internet. 𝗧𝘂𝗴𝗮𝘀 𝗸𝗶𝘁𝗮 𝘀𝗲𝗺𝘂𝗮 untuk memastikan dan memberikan ruang 𝗮𝗺𝗮𝗻, 𝗻𝘆𝗮𝗺𝗮𝗻 𝗱𝗮𝗻 𝗿𝗮𝗺𝗮𝗵 bagi anak.
DP3A bersama Warga Upadaya melaksanakan Campaign OSEAC (Online Sexual Exploitation Abuse of Children) pada hari Rabu tanggal 08 Maret 2023 di ruang Rapat Sribaduga Balaikota Bogor. kegiatan di inisiasi oleh Warga Upadaya yang berkolaborasi dengan DP3A Kota Bogor dan di dukung oleh Dinas Pendidikan, Dinas Komunikasi, Informatika Kota Bogor KPAID Kota Bogor, Kejaksaan Negri Kota Bogor, Polresta Bogor Kota dan UPTD PPA Kota Bogor.
Walikota Dr. Bima Arya S. memberikan sambutan sekaligus membuka kegiatan Campaign OSEAC, dalam sambutannya beliau menyampaikan bahwa "banyak hal yang akhir akhir ini membuat kita terkaget-kaget, banyak kasus anak yang melakukan kekerasan sampai heboh se indonesia, cuman gara gara seorang cewek curhat. Pertanyaannya, apa yang diajarkan kepada anak ini? apa yang di lihat anak ini?". Di akhir sambutan bapak walikota menyampaikan "tidak ada yang tidak mau menjadi sukses tapi percayalah sukses itu adalah misteri kehidupan terbesar karna kita tidak tahu jalan orang menjadi sukses itu yang paling menentukan itu apa."
Dalam sesi wawancara Ka. DP3A Kota Bogor Menegaskan bahwa "tujuan dari kegiatan ini adalah ingin menjadikan anak-anak ini menjadi agen perubahan di sekolah masing-masing, dan di harapkan dapat bijak menggunakan media online dan bisa berkarya dengan baik dan kita juga mengharapkan anak anak ini menjadi anak yang kuat dan berkarakter."
Kegiatan dihadiri 150 siswa-siswi dan guru pendamping dari berbagai sekolah negeri dan swasta yang ada di Kota Bogor, hadir pula perwakilan dari 6 Kecamatan dan Kelurahan yang di undang.
ChildFund International di Indonesia Bersama Yayasan Warga Upadaya senantiasa berkomitmen untuk menyelenggarakan program – program pengembangan masyarakat yang berfokus pada pemenuhan hak anak, salah satunya ada program terkait dengan upaya penurunan angka stunting, yang merupakan upaya dalam mendukung pencapaian target nasional penurunan angka stunting menjadi 14 % di tahun 2024 mendatang sebagaimana tercantum dalam Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Stunting.
Sejak tahun 2020 kolaborasi sudah dilakukan dengan pemerintah Kota Bogor melalui serangkaian intervensi kegiatan dengan mengkombinasikan pendekatan pengasuhan (parenting), nutrisi dan kampanye perubahan perilaku masayarakat untuk penurunan angka stunting di 2 sasaran kelurahan pilot yaitu Kelurahan Pasir Jaya dan Pasir Kuda, Kecamatan Bogor Barat. Program tersebut kita namakan sebagai program BATAGOR (Ibu – Anak Tangguh Kota Bogor)
Sebagai keberlanjutan dari kegiatan pada tahap pertama tersebut, di Tahun 2022, dilanjutkan sasaran intervensi di 4 kelurahan dengan menargetkan pada para ibu yang memiliki anak usia dibawah 2 tahun atau Baduta sebagai upaya mengoptimalisasikan 1000 hari pertama kehidupan (HPK) dalam upaya melakukan penurunan prevalensi Stunting serta penurunan bentuk malnutrisi lainnya termasuk underweight dan wasting sebagai bagian dari tiga beban malnutrisi (triple burden malnutrition).
Wilayah intervensi Batagor Phase II meliputi tiga kelurahan di Kecamatan Bogor Selatan yakni Kelurahan Pamoyanan, Kelurahan Rangga Mekar, Kelurahan Mulyaharja serta Satu Kelurahan di Kecamatan Bogor Tengah yakni Kelurahan Babakan Pasar.
Dalam memulai Interrvensi dilakukan Survey awal kepada 202 baduta yang merupakan sasaran Intervensi dari empat kelurahan terpilih.
Dalam upaya mengoptimalkan sasaran program dan keberlanjutannya, selanjutnya kami memberikan kesempatan kepada 49 orang kader dari 4 kelurahan untuk dilatih sebagai kader pengasuhan dan kader Gizi, para kader yang sudah dilatih tersebut, selanjutnya berperan sebagai fasilitator pada kelas-kelas rutin yang akan diikuti oleh sejumlah orang tua dan baduta terpilih..
Dalam pelaksanaan kelas pengasuhan kepada para ibu dan BADUTA, model penyampaian materi pengasuhan dan gizi tersebut disampaikan secara tatap muka oleh para fasilitator terlatih sebanyak 12 sesi kelas rutin. Sebanyak 13 titik kelas rutin tersebut dibentuk dengan mempertimbangkan aspek jarak, lokasi, jumlah peserta dan para fasilitator nya.
Dalam kurun waktu 3 bulan setelah kelas rutin sudah selesai dilakukan, maka Untuk melihat hasil intervensi Program Batagor fase 2 , dilakukannya Survey akhir kepada peserta kelas Batagor untuk melihat sejauh mana hasil dari intervensi yang dilakukan.
Selama pelaksanaan program, dukungan dan kolaborasi penuh juga dilakukan oleh pemerintah di level kelurahan, puskesmas dan pemerintah kota Bogor. Sangat Banyak pengalaman baik yang bisa dibagikan yang dialami oleh para ibu peserta kelas rutin, maupun oleh para kader fasilitator BATAGOR sendiri.
Program Batagor merupakan Komitmen ChildFund International bersama Warga Upadaya Bogor dalam mendukung pemerintah Kota Bogor dalam menangani Stunting.
ChildFund International di Indonesia bekerja untuk mendukung upaya Pemerintah Indonesia melakukan akselerasi penurunan stunting untuk mencapai target nasional 14 % seperti tercantum dalam Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Stunting (RAN PASTI). Bersama Yayasan Warga Upaya, sejak tahun 2020 – 2021, Child Fund International telah mendukung Pemerintah Kota Bogor melalui serangkaian kegiatan intervensi kegiatan dengan mengkombinasikan pendekatan pengasuhan (parenting) dan nutrisi berlokasi di wilayah kerja kelurahan Pasir Jaya dan Pasir Kuda. Sebagai keberlanjutan dari kegiatan pada tahap pertama tersebut, bersama Pemerintah Kota Bogor, Child Fund International dan Yayasan Warga Upadaya telah melakukan komunikasi secara intensif sejak bulan Maret 2021.
Dalam proses komunikasi ini tercapai kesepakatan untuk memfokuskan sasaran intervensi kepada Baduta atau anak di bawah umur 2 tahun ( 0 – 23 bulan ) sebagai upaya mengoptimalisasikan 1000 hari kelahiran dalam upaya melakukan penurunan prevalensi Stunting serta bentuk malnutrisi lainnya termasuk underweight dan wasting sebagai bagiandari ketiga beban malnutrisi (triple burden malnutrition). Sebanyak 250 baduta akan disasar dalam intervensi ini dengan melibatkan para pemangku kepentingan yang terkait termasuk diantaranya Puskemas, Kelurahan serta para kader yang menjad ujung tombak dari kegiatan – kegiatan selanjutnya.
Sebagai salah satu tahapan penting dalam proses dan tahapan intervensi, perlu dilakukan survei rumah tangga sasaran untuk memvalidasi data anak baduta serta memperoleh informasi yang lebih komprehensif mengenai pola asuh dan pola makan (konsumsi) yang selama ini dilakukan oleh para orang tua atau pengasuh utama Baduta yang menjadi sasaran intervensi kegiatan. Berdasarkan hasil proses komunikasi dengan pihak Pemerintah Kota Bogor, sasaran 250 baduta akan tersebar di beberapa kelurahan yang teridentifikasi mengalami kasus tiga beban malnutrisi yakni kelurahan Pamoyanan, Kelurahan Rangga Mekar, Kelurahan Mulyaharja (Bogor Selatan), Kelurahan Babakan Pasar (Bogor Tengah).
Dari target sasaran sebanyak 250 anak baduta di 4 kelurahan intervensi, sebanyak 202 baduta terverifikasi selanjutnya dilibatkan dalam kelas Pengasuhan dan Gizi yang tersebar di 4 kelurahan sebanyak 13 titik sudah di bentuk dan diikuti oleh orang tua baduta sasaran. Peserta dari kegiatan rutin pertemuan kelas ini adalah semua orang tua Baduta yang data nya sudah di sepakati bersama dengan kelurahan, Puskesmas masing-masing wilayah, Dinas Kesehatan dengan target peserta sebanyak 202 orang tua baduta yang tersebar di empat kelurahan dampingan.
Kelas Pengasuhan dan Gizi difasilitasi langsung oleh kader Pengasuhan dan Gizi yang berasal dari kelurahan masing masing yang sudah dilatih oleh ChildFund International dibekali dengan Modul Pengasuhan ASRP, sedangkan untuk kader Gizi secara khusus mendapat pelatihan dari Dinas Kesehatan Kota Bogor. sebanyak 50 Kader yang terdiri dari 25 kader pengasuhan dan 25 kader Gizi terlibat memfasilitasi kelas di 13 titik dengan pelaksanaan setiap seminggu sekali. Tujuan adanya kelas tersebut adalah memastikan semua orangtua baduta yang sudah masuk dalam data intervensi program hadir dan mengikuti kegiatan rutinnya. dan memastikan para kader dapat menyiapkan proses pertemuan dalam kelas rutin dengan baik dan benar. yang utama adalah Warga Upadaya memberikan support sesuai dengan kebutuhan program.
Covid 19 memang masih mewabah di negeri tercinta, namun hal tersebut jangan membungkam suara anak muda dalam berkarya. begitulah tekad dan antusias anak muda Warga Upadaya Bogor dalam mengembangkan aksi anak muda. salah satu kegiatan yang dilakukan oleh anak muda WU.
YCE singkatan dari Youth Capacity Enhancement alias peningkatan kapasitas anak muda dilaksanakan oleh anak muda WU pada 18-20 Juni 2021, bertempat di Villa Biru Pancawati, Kab. Bogor. kegiatan bertema Berani, Beraksi Berkreasi ini diikuti oleh 60 Anak muda dan di Gawangi oleh anak muda alumni NYCE 1-4 yang pernah dilaksanakan oleh ChildFund Setiap tahunnya.
Kegiatan ini bertujuan memperkuat kapasitas anak/orang muda dalam mengelola Forum Anak dan/atau Forum Orang Muda, sehingga meningkat partisipasi dan keterlibatan anak/orang muda secara lebih berarti melalui Forum Anak dan/atau Forum Orang Muda.
Kegiatan ini juga dibuat untuk mendorong anak/orang muda untuk mampu berkontribusi terhadap pengembangan program dan perencanaan pembangunan diwilayahnya. Bagi warga Upadaya tujuan dari kegiatan ini adalah meningkatkan kualitas pendampingan dan ketersediaan ruang partisipasi dan keterlibatan anak/orang muda dalam setiap pengembangan yang dilakukan.
Masalah Pandemi bukan masalah selama penerapan Protokol kesehatan dan menjaga 5M diterapkan selama kegiatan, Anak muda yang ikut pun WAJIB di Rapid terlebih dahulu sebelum berangkat, dan selama kegiatan tetap mengenakan masker.
MASALAH UMUM DALAM PEMBANGUNAN DESA
Pembangunan pada prinsipnya sebuah proses sistematis yang dilakukan oleh masyarakat atau warga setempat untuk mencapai suatu kondisi yang lebih baik dari apa yang dirasakan sebelumnya. Namun demikian, pembangunan juga merupakan proses “bertahap” untuk menuju kondisi yang lebih ideal. Karena itu, masyarakat yang ingin melakukan pembangunan perlu melakukan tahapan yang sesuai dengan sumber daya yang dimilikinya dengan mempertimbangkan segala bentuk persoalan yang tengah dihadapinya.
Besarnya disparitas antara desa maju dengan desa tertinggal banyak disebabkan oleh: terbatasnya ketersediaan sumber daya manusia yang profesional; belum tersusunnya kelembagaan sosial- ekonomi yang mampu berperan secara efektif dan produktif; pendekatan top down dan button up yang belum berjalan seimbang; pembangunan belum sepenuhnya partisipatif dengan melibatkan berbagai unsur; kebijakan yang sentralistik sementara kondisi pedesaan amat plural dan beragam; pembangunan pedesaan belum terintegrasi dan belum komperhensif; belum adanya fokus kegiatan pembangunan pedesaan; lokus kegiatan belum tepat sasaran; dan yang lebih penting kebijakan pembangunan desa selama ini belum sepenuhnya menekankan prinsip pro poor, pro job dan pro- growth.
MENGAPA PARTISIPASI ANAK DAN ORANG MUDA?
Melibatkan anak dan orang muda sebagai agen perubahan (agent of change) merupakan proses yang sangat kompleks sekaligus menantang karena harus merubah peranan tradisional anak sebagai obyek sosialisasi, elemen yang menurut dan harus tunduk pada kekuasaan dalam sistem keluarga dan masyarakat yang menjadi SUBYEK dalam menentukan hidup mereka. Struktur tradisional yang memposisikan anak sebagai OBYEK tindakan dan keputusan orang dewasa, tidak selalu memberikan hasil yang sesuai dengan kepentingan terbaik anak. Menggalang partisipasi anak dan orang 1 muda berarti mengubah struktur kekuasaan tradisional itu .
Oleh karena itu, Konvensi Hak-hak Anak (KHA) PBB memandang perlu memberikan kewajiban bagi orang dewasa untuk mendengarkan dan mempertimbangkan pandangan atau pendapat anak. Inilah yang disebut partisipasi. Anak dan orang muda zaman ini mengalami perubahan arus informasi yang sangat berbeda dengan generasi sebelumnya. Mereka adalah generasi yang dibanjiri informasi melalui teknologi informasi dan komunikasi yang makin hari makin canggih. Melalui teknologi informasi dan komunikasi mereka juga memiliki sarana yang lebih baik dalam berkomunikasi.
Anak dan orang muda adalah bagian penting dari keluarga dan masyarakat. Mereka merupakan mata rantai yang akan meneruskan kehidupan saat ini. Meskipun demikian, tidak semua anak memperoleh perhatian dan mendapat perlindungan yang memadai karena tidak lagi hidup dalam keluarganya atau karena status sosial-ekonomi-budaya dan politik orangtuanya. Setiap anak yang diabaikan atau ditelantarkan hak-hak mendasar dan kepentingan terbaiknya berpotens menjadi masalah dan beban masyarakat di masa mendatang. Kami ingin setiap anak tumbuh dan berkembang secara optimal sehingga mereka menjadi bagian yang positif dan konstruktif bagi keluarga dan masyarakatnya.
Untuk itu, kepentingan terbaik setiap anak harus diperjuangkan. Oleh siapa? Tentu oleh semua orang, termasuk oleh anak dan orang muda itu sendiri. Pengalaman internasional menunjukkan bahwa anak-anak yang dipercaya untuk menyuarakan pendapatnya dan dihargai, mereka mengembangkan citra diri yang positif, mampu mengendalikan hidupnya, dan mampu menemukan tujuan dan harapan untuk hidup mereka ke depan. Partisipasi adalah proses belajar. Anak dan orang muda yang belajar untuk mengemukakan pendapat, argumen, ketidak puasan mereka terhadap situasi yang mereka hadapi saat ini dengancara yang bertanggung jawab, akan menjadi aktivis dewasa yang bertanggung jawab pula. Partisipasi anak dan orang muda adalah salah satu cara untuk membangun dunia yang lebih ramah anak, bukan sebaliknya.
Lalu Apa kata anak muda setehal mengikuti kegiatan ini, tim Program YWU mengadakan Quisioner kecil untuk melihat Respon peserta. hasilnya adalah sebagai berikut :
Survey Peserta YCE 2021
Harapannya kegiatan ini dapat menjadikan Anak/orang muda memiliki kapasitas yang memadai untuk mengelola Forum Anak dan/atau Forum Orang Muda. Anak/orang muda berpartisipasi dan terlibat secara lebih berarti melalui Forum Anak dan/atau Forum Orang Muda, Anak/orang muda mampu berkontribusi terhadap pengembangan program mitra dan perencanaan pembangunan diwilayahnya. lalu Anak/mudajuga mendapat pendampingan yang berkualitas dan ketersediaan ruang partisipasi dan keterlibatan anak/orang muda dalam setiap pengembangan yang dilakukan.