MAIN BAR 3 IKLAN

close
Klik 2x untuk menutup(x)
SELAMAT DATANG DI WEBSITE WARGA UPADAYA BOGOR

WARGA UPADAYA BOGOR

- WARGA UPADAYA BOGOR - JL. PAHLAWAN I No. 28 Bondongan - Menghormati HAK ANAK adalah KEWAJIBAN, Bukan PILIHAN -

Rabu, 16 Maret 2022

Warga Upadaya Dampingi 10 Sekolah di Kabupaten Bogor menjadi Sekolah Aman Bencana

 

Melalui Project Enhancing Safer Environment  for School (ESES) yang disponsori oleh  ChildFund International di Indonesia, Warga Upadaya Bogor yang mendampingi tiga kelurahan di Kabupaten Bogor tepatnya di Kecamatan Cibinong, yaitu kelurahan Pakansari, Harapanjaya dan Sukahati, siap mendampingi sepuluh sekolah dari tiga kelurahan tersebut menjadi sekolah aman bencana atau menjadi sekolah aman. Sepuluh sekolah yang didampingi yaknidi tabel di bawah ini :

No

 Village

 Name of School

 Boys

 Girls

1

 HARAPAN JAYA

 SD N CIKARET JAYA

          192

          152

2

 HARAPAN JAYA

 SD NEGERI CIKARET 01

          328

          265

3

 HARAPAN JAYA

 SD N KRAMAT RAYA

          157

          148

4

 HARAPAN JAYA

 SD NEGERI CIKARET 02

          376

          396

5

 PAKANSARI

 SD N PAKANSARI 02

          201

          188

6

 PAKANSARI

 SDN PABUARAN 03

          163

          121

7

 PAKANSARI

 SD N CURUG

          169

          172

8

SUKAHATI

 SD NEGERI PAJELERAN 01

          574

          560

9

 SUKAHATI

 SD NEGERI MUARA BERES

          397

          415

10

 SUKAHATI

 SD N KARADENAN

          340

          284

 

 

 

       2,897

       2,701

Karena sekolah kabupaten tidak mengetahui Prinsip Sekolah Aman, anak-anak di lokasi sasaran, Kabupaten Bogor, belajar di fasilitas sekolah yang tidak aman, yang mengancam pembelajaran mereka, dan kesejahteraan mereka secara keseluruhan.

 Proyek ini berupaya mengatasi masalah anak-anak berusia 6-12 tahun yang bersekolah di sekolah dasar dengan kapasitas dukungan yang buruk dari guru dan Komite Sekolah dan belajar di fasilitas sekolah yang tidak aman. Karena cakupan wilayah yang luas di Kabupaten Bogor, dan terbatasnya kapasitas pejabat dan terbatasnya ketersediaan mereka untuk menginformasikan semua masyarakat, Kepala Sekolah Aman belum dikomunikasikan secara memadai untuk menjadi faktor dalam pengoperasian sekolah umum.


Wilayah proyek yang ditargetkan berada di tempat-tempat semi-perkotaan sekitar 150 km dari ibu kota Provinsi Jawa Barat. Oleh karena itu, mereka kurang terpantau oleh Pemerintah Provinsi karena biaya kunjungan ke kabupaten ini lebih mahal dibandingkan dengan kabupaten lain. Situasi ini membuat sekolah sangat rentan terutama pada tahap awal keadaan darurat karena mereka harus menghadapi situasi ini sebelum dukungan eksternal datang terutama anak-anak di sekolah yang jauh dari keluarga mereka.

Permasalahan yang lebih spesifik yang dihadapi ketiga desa sasaran adalah sebagai berikut; Mereka berada dalam konteks semi-perkotaan di mana keterlibatan masyarakat terpisah dari intervensi sekolah. Sedangkan dalam konteks bencana, komunitas sekolah (siswa dan guru) adalah bagian dari komunitas yang juga harus mereka lindungi dan bagaimana sekolah dapat mengarusutamakan Pengurangan Risiko Bencana karena sebagian besar siswa berasal dari desa yang sama dengan sekolah. terletak. Konteks risiko sekolah paling mirip dengan lokasi rumah siswa.

Tujuan dari Project ini adalah  Meningkatkan pengetahuan dan kapasitas komunitas sekolah tentang lingkungan belajar yang aman dan nyaman bagi anak-anak untuk belajar di daerah rawan bencana

Hasil yang diharapkan melalui project ini adalah prinsip Sekolah Aman diarusutamakan ke dalam pelajaran mengajar di sekolah,  Topik PRB diintegrasikan ke dalam pembelajaran sehari-hari.  Siswa secara aktif terlibat dalam mengidentifikasi risiko di sekolah mereka, serta  Guru memiliki pengetahuan dan peralatan yang memadai untuk mengajarkan topik PRB selama pelajaran

Selain ini diharapkan juga Anggota Komunitas dan Komite Sekolah berperan aktif untuk memastikan keselamatan anak-anak selama belajar. Komite sekolah memahami peran dan fungsinya sebagaimana tertuang dalam Permendikbud No. 75/2016. Serta  Komite Siswa dan Sekolah mampu mengadakan kampanye lingkungan sekolah yang aman kepada masyarakat dan pemerintah daerah.

SEKOLAH AMAN BENCANA MENURUT BPBD KABUPATEN BOGOR.

Sekolah aman bencana  adalah sekolah yang menerapkan  sarana dan prasarana  yang mampu melindungi warga sekolah dan lingkungan di sekitarnya dari bahaya bencana sesuai standar.
Sekolah aman harus memenuhi tiga syarat atau kriteria utama, yaitu:
a.Dilakukannya penilaian kerentanan bangunan sekolah dan penentuankebutuhan rehabilitasi
b.Adanya rencana teknis rehabilitasi dan perkuatan struktur bangunan.
c.Adanya proses pengawasan pelaksanaan rehabilitasi dan perkuatan struktur bangunan oleh tim pengawas yang dibentuk khusus melibatkan tenaga ahli, perwakilan pengelola dan komite sekolah.

Langkah dan Persiapan
Hal yang dipersiapkan dan langkahketika bencana terjadi:
A. Bencana banjir: pergi ke tempat yang lebih tinggi, jika belum berbahaya atau baru menunjukkan tanda” akan banjir besar segera packing barang seperti; obat-obatan, dokumen penting/harta berharga, baju”, makanan,waspada terhadap tanda-tanda banjir, mematikan listrik,gas dan keran air. Serta menghubungi relawan bencana, jika disuruh mengungsi segera mengungsi dan pantau terus informasi banjir

B. Gempa bumi : berlindung ke bawah meja atau berlari ke luar rumah dan menjauhi tiang listrik, pohon, bangunan dll. Mewaspadai gempa susulan dengan mempersiapkan tas yg ada makanan, dan harta berharga/ dokemen penting, obat-obatan, selalu siapkan senter, pluit, memperhatikan tanda-tanda adanya bencana,menjauhkan barang-barang berat, catat dan simpan nomor penting .Menghubungi relawan bencana setelah bencana telah selesai.

C. Tsunami : yang dipersiapkan sebelum terjadi bencana yaitu obat-obatan, pakaian ,makanan, dokumen penting. Sebisa mungkin keluar dari rumah dan berjalan/berlari ke tempat yg paling tingi dan jauh dari pantai.

D. Longsor : Sebelum terjadi longsor mempersiapkan obat-obtan, pakain beberapa saja, makanan dan bila ada himbauan pengungsi segera dilakukan, mewaspadi curah hujan tinggi .Apabila ada suara gemuruh dari dataran yang lebih tinggi, segera lari keluar dari rumah, lari ke lapangan di mana tidak ada tempat tinggi di sekitarnya.

E. Gunung Meletus : persiapan jika terjadi gempa yaitu menyiapkan masker dan kacamatauntuk melindungi diri dari asap dan debu, perhatikan tanda-tanda dari pihak berwenang,matikan listrik. Memperhatikan dan sensitif akan tanda-tanda gunung meletus seperti sumber mata air kering,suhu lereng meningkat drastis, ikuti petunjuk dari pihak berwenang.

Tanggap Bencana yang Dilakukan Guru
Yang dilakukan guru ketika terjadi bencana adalah :
A. Bencana banjir : jika terjadi banjir yg tidak terlalu parah atau hanya di luar sekolah. Saat sebelum pulang anak diingatkan untuk tidak mainan banjir dan langsung pulang jika di jemput oleh orang tuanya. Dan jika banjir tiba” parah dan sampai hampir menyentuh ruang kelas, anak segera dipulangkan ke rumah masing-masing.
B. Gempa : jika terjadi gempa saat proses pembelajaran berlangsung secara tiba”. Anak” disuruh berlindung ke bawah meja dengan segera. Dan apabila getarannya sangat hebat, murid” disuruh keluar ruangan terlebih dahulu dan tidak ada yg merapikan atau membawa tasnya. Kemudian guru sambil berkata agar mereka berlari kelapangan sekolah dan menjauihi bagunan dan tiang listrik apa pun itu harus cari tanah lapang . Setelah memastikan murid” keluar semua, barulah guru yang keluar kelas menghampiri mereka.
C. Tsunami : saat terjadi tsunami anak” disuruh keluar kelas berlari atau berjalan ketempat yg lebih tinggi dan menghindari sungai, danau dll.

 

Melalui program  : 

Sekolah aman bencana  adalah sekolah yang menerapkan  sarana dan prasarana  yang mampu melindungi warga sekolah dan lingkungan di sekitarnya dari bahaya bencana sesuai standar.
Sekolah aman harus memenuhi tiga syarat atau kriteria utama, yaitu:
a.Dilakukannya penilaian kerentanan bangunan sekolah dan penentuankebutuhan rehabilitasi
b.Adanya rencana teknis rehabilitasi dan perkuatan struktur bangunan.
c.Adanya proses pengawasan pelaksanaan rehabilitasi dan perkuatan struktur bangunan oleh tim pengawas yang dibentuk khusus melibatkan tenaga ahli, perwakilan pengelola dan komite sekolah.

Langkah dan Persiapan
Hal yang dipersiapkan dan langkahketika bencana terjadi:
A. Bencana banjir: pergi ke tempat yang lebih tinggi, jika belum berbahaya atau baru menunjukkan tanda” akan banjir besar segera packing barang seperti; obat-obatan, dokumen penting/harta berharga, baju”, makanan,waspada terhadap tanda-tanda banjir, mematikan listrik,gas dan keran air. Serta menghubungi relawan bencana, jika disuruh mengungsi segera mengungsi dan pantau terus informasi banjir

B. Gempa bumi : berlindung ke bawah meja atau berlari ke luar rumah dan menjauhi tiang listrik, pohon, bangunan dll. Mewaspadai gempa susulan dengan mempersiapkan tas yg ada makanan, dan harta berharga/ dokemen penting, obat-obatan, selalu siapkan senter, pluit, memperhatikan tanda-tanda adanya bencana,menjauhkan barang-barang berat, catat dan simpan nomor penting .Menghubungi relawan bencana setelah bencana telah selesai.

C. Tsunami : yang dipersiapkan sebelum terjadi bencana yaitu obat-obatan, pakaian ,makanan, dokumen penting. Sebisa mungkin keluar dari rumah dan berjalan/berlari ke tempat yg paling tingi dan jauh dari pantai.

D. Longsor : Sebelum terjadi longsor mempersiapkan obat-obtan, pakain beberapa saja, makanan dan bila ada himbauan pengungsi segera dilakukan, mewaspadi curah hujan tinggi .Apabila ada suara gemuruh dari dataran yang lebih tinggi, segera lari keluar dari rumah, lari ke lapangan di mana tidak ada tempat tinggi di sekitarnya.

E. Gunung Meletus : persiapan jika terjadi gempa yaitu menyiapkan masker dan kacamatauntuk melindungi diri dari asap dan debu, perhatikan tanda-tanda dari pihak berwenang,matikan listrik. Memperhatikan dan sensitif akan tanda-tanda gunung meletus seperti sumber mata air kering,suhu lereng meningkat drastis, ikuti petunjuk dari pihak berwenang.

 

Tanggap Bencana yang Dilakukan Guru
Yang dilakukan guru ketika terjadi bencana adalah :
A. Bencana banjir : jika terjadi banjir yg tidak terlalu parah atau hanya di luar sekolah. Saat sebelum pulang anak diingatkan untuk tidak mainan banjir dan langsung pulang jika di jemput oleh orang tuanya. Dan jika banjir tiba” parah dan sampai hampir menyentuh ruang kelas, anak segera dipulangkan ke rumah masing-masing.
B. Gempa : jika terjadi gempa saat proses pembelajaran berlangsung secara tiba”. Anak” disuruh berlindung ke bawah meja dengan segera. Dan apabila getarannya sangat hebat, murid” disuruh keluar ruangan terlebih dahulu dan tidak ada yg merapikan atau membawa tasnya. Kemudian guru sambil berkata agar mereka berlari kelapangan sekolah dan menjauihi bagunan dan tiang listrik apa pun itu harus cari tanah lapang . Setelah memastikan murid” keluar semua, barulah guru yang keluar kelas menghampiri mereka.
C. Tsunami : saat terjadi tsunami anak” disuruh keluar kelas berlari atau berjalan ketempat yg lebih tinggi dan menghindari sungai, danau dll.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih Komentar anda. semoga menjadi masukan untuk kami. jangan lupa share ..

Peta Wilayah Pelayanan Warga Upadaya

Form

close